Apa itu konsumerisme???
Konsumerisme adalah sebuah paham
atau ideologi yang menjadikan seseorang atau sekolompok orang melakukan proses
konsumsi atau pemakaian barang hasil produksi secara berlebihan. Biasanya hal
ini tidak disadari oleh seorang atau sekolompok individu dan berkelanjutan. Hal
tersebut menjadikan mereka pecandu dari suatu produk, sehinggan ketergantungan
itu sangat sulit dihilangkan. Apabila seorang konsumtif menjadikan
kekonsumtifannya sebagai gaya hidup, maka orang tersebut menganut paham
konsumerisme.
Hal-hal yang dikatakan perilaku konsumtif
- Membeli produk karena iming-iming hadiah.
- Membeli produk karena kemasannya menarik.
- Membeli produk demi menjaga penampilan diri dan gengsi.
- Membeli produk atas pertimbangan harga (bukan atas dasar manfaat ataukegunaannya).
- Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status.
- Memakai produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan.
- Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi.
- Mencoba lebih dari dua produk sejenis (merek berbeda).
Penyebab Perilaku Konsumerisme
Perilaku konsumtif adalah perilaku
yang mencerminkan “serba instan” atau tidak mau menempuh proses. Perilaku
konsumtif juga sering dilawankan dengan perilaku produktif. Bahkan,
konsumtif cenderung mengarah pada gaya hidup glamor, boros, dan lain sebagainya.
Perilaku konsumtif lazim dialami pada masa-masa remaja. Remaja sangat senang
dengan perilaku yang mengarah ke arah konsumtif dan hedonis
(kesenangan/kenikmatan). Mereka senang mengeluarkan uang demi membeli
barang-barang yang mereka sukai.
A.Faktor Orang Tua
Perilaku konsumtif ini biasanya
disebabkan oleh lingkungan, tapi tidak dipungkiri bahwa perilaku konsumtif ini
sendiri bisa berasal dari keluargannya. Contoh, seorang ibu sering memakai
barang-barang mahal. Anak-anak itu mempunyai 1 perilaku yang tidak mungkin bisa
lepas, yaitu mengimitasi (meniru). Jadi, jika anak melihat ibunya memakai
perhiasan, Hp, atau barang mahal lainnya, anak biasanya juga ingin
mempunyainya. Maka dari itu, jika orang tua menuruti permintaan anak, maka
secara tidak sengaja orang tua telah membangun sikap konsumtif kepada si anak.
Akan tetapi, jika orang tua menjelaskan mengapa dia membeli perlengkapan
tersebut, maka kemungkinan anak menjadi konsumtif lebih kecil, tapi tidak
dipungkiri juga bahwa faktor lingkungan juga sangat berpengaruh kepada si anak.
B.Faktor Lingkungan
Walaupun orang tua sudah
mengajarkan kepada si anak bahwa perilaku konsumtif yang berlebihan itu tidak
baik, tapi bisa saja faktor lingkungan membuat dia menjadi seorang yang konsumtif. Misalnya,
menipu orang tua untuk mendapatkan uang jajan lebih agar bisa membeli baju yang
serupa dengan teman-teman yang lain atau bisa juga menipu dengan mengatakan
bahwa harus bayar uang ini, itu, dsb agar bisa membeli barang yang diinginkan. Bagaimana penanganannya??
Saran untuk perilaku konsumerisme
Saran dari saya sebenarnya lebih kepada keluarga. Karena kepribadian anak awalnya terbentuk dari keluarga. Keluarga itu ibaratnya fondasi paling awal untuk menanamkan hal-hal baik kepada si anak. Kalau orang tua mengajarkan hal baik, maka anaknya juga akan baik. Tapi, banyak fenomena lain yang orang tuanya baik, tapi anaknya jahat. Ini bisa disebabkan beragam faktor lain.
Bagaimana tanggapan Anda sendiri tentang konsumerisme itu sendiri???
tindakan konsumtif emang ga baik ya
BalasHapus