Sejarah Emas Dari Kehidupan Band Legendaris Koes Plus - Tony adalah seorang yang serius untuk belajar musik, dia dapat memainkan gitar, piano, ukulele, dan
suling. Tony lalu mengajarkan pada adik-adiknya yaitu Yon dan Yok. Pada 1960,
Koes Brothers sebelum berganti nama menjadi Koes
Plus terbentuk. Ayah mereka, Koeswoyo
mengeluh karena musik tidak bisa membuat orang sejahtera. Namun tak dipedulikan
oleh Tony dan saudaranya. Koes Brothers latihan menyanyikan lagu barat
yang hits. Mereka mengasah
diri caranya dengan mengamen atau jadi penghibur di berbagai acara, seperti
ulang tahun. Bayaran bagi mereka tidak penting, yang penting adalah belajar
tampil depan umum.
Koes
Brothers belum pernah berkompetisi di ajang festival band. Mereka tidak berani
karena belum memiliki peralatan musik yang lebih baik. Pada 1962 Tony memiliki
sebuah ide agar Koes Brothers dapat masuk dapur rekaman. Dengan syarat dapat menciptakan
dan menyanyikan lagu yang telah dibuatnya. Tony konsentrasi untuk menciptakan
lagu. Dalam seminggu, telah berhasil menciptakan dua buah lagu yaitu Weni dan Terpesona. Kemudian rekaman dikirim dengan
surat permohonan kepada PT Irama. Hasilnya pun diterima oleh Jack lesmana dan
bos PT Irama.
Lika Liku Perjalanan Koes Plus
Nama
Koes Brothers akhirnya diganti dengan Koes Bersaudara. Personilnya adalah Djon,
Tony Yon
Yok, Jan, Nomo, dan Iskandar. Pada 1963, album rekaman yang pertama Koes
Bersaudara telah keluar. Diisi 12 lagu antara lain Weni, Terpesona, Senja, Telaga Sunyi, dan Bus Sekolah. Lagu-lagunya beredar luas melalui
Radio RRI dan radio Angkatan Udara.
Meski
sudah mempunyai rekaman, Koes Bersaudara tidak berubah. Honor yang diterimanya
kala itu sangat kecil. Mereka tetap ngamen dan menghibur di berbagai acara.
Djon memilih keluar lalu memborong keluarga ke Tuban dan memilih bekerja
sebagai nelayan. Jan memilih melanjutkan sekolah jurusan desain interior di
Jogjakarta.
Pada
1964, Pemerintah Soekarno telah mengeluarkan kebijakan melarang perkembangan dari
budaya barat. Salah satunya musik rock
n’roll menurut Presiden Soekarno adalah ngak-ngik-ngok. Budaya barat dapat merusak
pemuda timur serta menghilangkan budaya nasional yang sudah ada. Kebijakan
tersebut dilanggar Koes Bersaudara. Mereka tetap manggung meskipun telah beberapa
kali dilarang. Akhirnya, Koes Bersaudara pada 19 Juni 1965 ditangkap pemerintah
setelah sebelumnya diinterogasi oleh pihak Kejaksaan. Lagu-lagu yang mereka ciptakan dan
nyanyikan dilarang beredar. Para penggemarnya hanya dapat mendengar lagunya melalui
radio Malaysia dan Singapura.
Koes Bersaudara Berubah Menjadi Koes Plus
Pada
30 September 1965 akhirnya bebas dari penjara. Peralatan musik disita, sehingga
tidak dapat latihan dan manggung. Pada 1966, Koes Bersaudara dijadikan simbol kebebasan
atas kesewenangan oleh pemerintah orde lama. Pada 1967 mengeluarkan dua album yaitu Jadikan Aku Dombamu serta To Tell So Called The Guilties yang berisi
12 lagu.
Pada
1969 Nomo keluar dan menjadi pengusaha untuk membiayai hidupnya setelah
menikah. Nomo diganti dengan Murry. Koes Bersaudara berubah menjadi Koes Plus. Perlahan mendapat kepopuleran
dan menjadi raja band. Lagu-lagunya hits,
dapat dinyanyikan oleh semua umur. Mereka pun jadi bintang iklan di beberapa
produk. Seiring dengan kepopuleran mereka maka kesejahteraan personilnya turut
meningkat. Sekali manggung dibayar Rp 3 juta jika manggung di daerah-daerah
honornya adalah Rp 1 juta.
Pada
wakti itu Nomo sempat bergabung tahun 1984. Menghasilkan sebuah album yaitu Kembali, namun kemudian keluar lagi. Pada
1987 berita duka datang, Tonny meninggal dunia karena penyakit komplikasi. Mereka
mengalami kemunduran dan sempat mengalami ganti personil beberapa kali. Beberapa
saat kemudian Yok memilih keluar untuk memperdalam agama.
Tahun
1992 dianugerahi BASF Legend
Awards menandakan eksistensi sebagai legenda musik di Indonesia. Koes
Plus telah menciptakan lagu sebanyak 953
lagu dan 89 album. Mereka menciptakan lagu dan menyanyikannya sendiri.
0 Response to "Sejarah Emas Dari Kehidupan Band Legendaris Koes Plus"
Posting Komentar