Perdebatan Tentang Tuhan, Atheis vs Ulama Islam?

Apa Tuhan itu Ada?? Seperti Apakah Tuhan itu?? - Jujur sebenarnya artikel ini sudah lama saya baca di salah satu situs, tapi waktu itu saya tidak punya pemikiran untuk membagikan artikel tersebut.

Akan tetapi, tadi pagi kebutulan saya belajar tentang Psikologi agama, jadi dalam pelajaran tersebut ada sebuah Quote yang mengatakan bahwa "agama mengatakan bahwa ilmu itu sesat, sedangkan ilmu mengatakan bahwa agama itu adalah sebuah kedunguan"


 
 
Pada Zaman Imam Abu Hanifah hiduplah seorang ilmuwan besar, atheis dari kalangan bangsa Romawi. Pada suatu hari, Ilmuwan Atheis tersebut berniat untuk mengadu kemampuan berfikir dan keluasan ilmu dengan ulama-ulama Islam. Dia hendak menjatuhkan ulama Islam dengan beradu argumentasi. Setelah melihat sudah banyak manusia yang berkumpul di dalam masjid, orang kafir itu naik ke atas mimbar. Dia menantang siapa saja yang mau berdebat dengannya.

Dan diantara shaf-shaf masjid bangunlah seorang laki-laki muda, dialah Abu Hanifah dan ketika sudah berada dekat di depan mimbar, dia berkata : “Inilah saya, hendak bertukar fikiran dengan tuan”. Mata Abu Hanifah berusaha untuk menguasai suasana, namun dia tetap merendahkan diri karena usianya yang masih muda. Abu Hanifah berkata, “sekarang apa yang akan kita perdebatkan!

Ilmuwan ATHEIS itu heran akan keberanian Abu Hanifah, dia lalu memulai pertanyaannya :

1.Atheis : Pada tahun berapakah Tuhan-mu dilahirkan?
   Abu Hanifah : Allah berfirman “Dia (Allah) tidak dilahirkan dan tidak pula melahirkan”.

2. Atheis : Masuk akalkah bila dikatakan bahwa Allah adalah yang pertama dan tidak ada sesuatu sebelum-Nya? , pada tahun berapa Dia ada?
Abu Hanifah : Dia (Allah) ada sebelum adanya sesuatu.

3.Atheis : Kami mohon diberikan contoh yang lebih jelas dari kenyataan!
 Abu Hanifah : Tahukah tuan tentang perhitungan?
 Atheis : Ya.
Abu Hanifah : Angka berapa sebelum angka satu?
Atheis : Tidak ada angka (nol).
Abu Hanifah : Kalau sebelum angka satu tidak ada angka lain yang mendahuluinya,
kenapa tuan heran kalau sebelum Allah Yang Maha satu yang hakiki tidak ada yang
mendahului-Nya?

4.Atheis : Dimanakah Tuhan-mu berada sekarang?, sesuatu yang ada pasti ada tempatnya.
Abu Hanifah : Tahukah tuan bagaimana bentuk susu?, apakah di dalam susu itu keju?
Atheis : Ya, sudah tentu.
Abu Hanifah : Tolong perlihatkan kepadaku di mana, di bagian mana tempatnya keju itu sekarang?
Atheis : Tak ada tempat yang khusus. Keju itu menyeluruh meliputi dan bercampur dengan susu di seluruh bagian.
Abu Hanifah : Kalau keju makhluk itu tidak ada tempat khusus dalam susu tersebut, apakah layak tuan meminta kepadaku untuk menetapkan tempat Allah Ta’ala?, Dia tidak bertempat dan tidak ditempatkan!

5.Atheis :Tunjukkan kepada kami zat Tuhan-mu, apakah ia benda padat seperti besi, atau benda cair seperti air, atau menguap seperti gas? 

Abu Hanifah : Pernahkan tuan mendampingi orang sakit yang akan meninggal?
Atheis :Ya, pernah.
Abu Hanifah : Sebelum ia meninggal, sebelumnya dia bisa berbicara dengan tuan dan menggerak-gerakan anggota tubuhnya. Lalu tiba-tiba diam tak bergerak, apa yang menimbulkan perubahan itu?
Atheis : Karena rohnya telah meninggalkan tubuhnya.
Abu Hanifah : Apakah waktu keluarnya roh itu tuan masih ada disana?
Atheis : Ya, masih ada.
Abu Hanifah: Ceritakanlah kepadaku, apakah rohnya itu benda padat seperti besi, atau cair seperti air atau menguap seperti gas?
Atheis : Entahlah, kami tidak tahu.
Abu Hanifah : Kalau tuan tidak boleh mengetahui bagaimana zat maupun bentuk roh yang hanya sebuah makhluk, bagaimana tuan boleh memaksaku untuk mengutarakan zat Allah Ta’ala?!!

6.Atheis : Ke arah manakah Allah sekarang menghadapkan wajahnya? Sebab segala sesuatu pasti mempunyai arah?
Abu Hanifah : Jika tuan menyalakan lampu di dalam gelap malam, ke arah manakah sinar lampu itu menghadap?
Atheis : Sinarnya menghadap ke seluruh arah dan penjuru.
Abu Hanifah : Kalau demikian halnya dengan lampu yang cuma buatan itu, bagaimana dengan Allah Ta’ala Pencipta langit dan bumi, sebab Dia nur cahaya langit dan bumi.

7.Atheis : Kalau ada orang masuk ke syurga itu ada awalnya, kenapa tidak ada akhirnya? Kenapa di syurga kekal selamanya?
Abu Hanifah : Perhitungan angka pun ada awalnya tetapi tidak ada akhirnya.

8.Atheis : Bagaimana kita boleh makan dan minum di syurga tanpa buang air kecil dan besar? Abu Hanifah : Tuan sudah mempraktekkanya ketika tuan ada di perut ibu tuan. Hidup dan makan minum selama sembilan bulan, akan tetapi tidak pernah buang air kecil dan besar disana. Baru kita melakukan dua hajat tersebut setelah keluar beberapa saat ke dunia.

9.Atheis : Bagaimana kebaikan syurga akan bertambah dan tidak akan habis-habisnya jika dinafkahkan? Abu Hanifah : Allah juga menciptakan sesuatu di dunia, yang bila dinafkahkan malah bertambah banyak, seperti ilmu. Semakin diberikan (disebarkan) ilmu kita semakin berkembang (bertambah) dan tidak berkurang.

10.Atheis : “Ya! kalau segala sesuatu sudah ditakdirkan sebelum diciptakan, apa yang sedang Allah kerjakan sekarang?”

“Tuan menjawab pertanyaan-pertanyaan saya dari atas mimbar, sedangkan saya menjawabnya dari atas lantai. Maka untuk menjawab pertanyaan tuan, saya mohon tuan turun dari atas mimbar dan saya akan menjawabnya di tempat tuan”, pinta Abu Hanifah.

Ilmuwan kafir itu turun dari mimbarnya, dan Abu Hanifah naik di atas. “Baiklah, sekarang saya akan menjawab pertanyaan tuan. Tuan bertanya apa pekerjaan Allah sekarang?”.Ilmuwan kafir mengangguk.

Abu Hanifah: “Ada pekerjaan-Nya yang dijelaskan dan ada pula yang tidak dijelaskan. Pekerjaan-Nya sekarang ialah bahwa apabila di atas mimbar sedang berdiri seorang kafir yang tidak hak seperti tuan, Dia akan menurunkannya seperti sekarang, sedangkan apabila ada seorang mukmin di lantai yang berhak, dengan segera itu pula Dia akan mengangkatnya ke atas mimbar, demikian pekerjaan Allah setiap waktu”.

Para hadirin puas dengan jawapan yang diberikan oleh Abu Hanifah dan begitu pula dengan ilmuwan besar atheis tersebut dia mengakui kecerdikan dan keluasan ilmu yang dimiliki Abu Hanifah.

Mengapa agama menganggap ilmu itu sesat? menurut pendapat pribadi saya, ilmu itu bersifat logika. segala sesuatu harus dibuktikan melalui logika. Jika agama menganggp ilmu itu sesat, berarti pemikiran kita sudah di luar nalar manusia. Contohnya, seluruh agama mengajarkan percaya akan tuhan. Lalu ilmu, menanyakan, dimana tuhan itu?? Karena ilmu tidak mampu membuktikan hal tersebut, akhirnya orang yang berfikir seperti itu akan sesat atau tidak percaya akan agama alias ahteis

Mengapa ilmu menganggap agama sesuatu kedunguan?? sama seperti yang saya katakan di atas, ilmu itu logika dan logika hanya bisa diterima jika pembuktian bukan pendapat atau yang lain. Akan tetapi, banyak hal-hal yang manusia tidak sanggup memikirkan hal tersebut. Seperti, Tuhan itu apa? Tuhan itu Dimana? Surga dan Neraka itu seperti apa?? tidak akan ada seseorang pun yang bisa membuktikannya. maka dari itu ilmu menganggap agama sebagai kedunguan, karena percaya dengan sesuatu yang tidak jelas alias abstrak.

Demikian Perdebatan Tentang Tuhan pada artikel ini. Saya disini tidak berniat SARA, hanya berbagi informasi

Baca artikel di bawah ini juga yaa, yang tidak kalah bermanfaat

  1. Binatang ini Akan Keluar Sebelum Hari Akhir
  2. Dajjal?? Kapan Turunnnya??
  3. Kamu Orang Yang Sombong?
Sumber:http://www.kaskus.co.id/thread/5242c45aa3cb17a45a000002/perbedatan-tentang-tuhan-atheis-vs-abu-hanifah-siapa-yang-menang

Subscribe to receive free email updates:

0 Response to "Perdebatan Tentang Tuhan, Atheis vs Ulama Islam?"

Posting Komentar